Pelajaran hari ini cukup melelahkan ditambah lagi aku harus mengerjakan tugas dari guru sejarah yang kurang ajar.
“Sayang kenapa?.” Tanya Tika Pacarku
“Ngga papa, Biasa banyak tugas.” Sahutku.
“Tugas apa?.” Tanya Tika lagi.
“Sejarah.” Jawabku singkat.
“Sudah jangan bete, antar aku pulang nanti dirumah aku buatkan Es Sirup biar pikiranmu adem.” Rayu Tika.
Kelas kami memang beda dia Sosial 2 sedangkan aku Sosial 3.
Dalam perjalanan naik motor Tika banyak cerita dengan tujuan menghibur aku yang lagi bete. Dengan ketawanya pelukan mesra dari belakang. Pokoknya semuanya dilakukan oleh Tika agar aku tidak bete.
Sesampainya dirumah Tika, Tika membukakan pagar dan juga pintu rumahnya. Dengan berjalan santai aku memasukkan motor lalu masuk ke rumah Tika dan aku tunggu duduk di sofa ruang tamu, Sedangkan Tika langsung masuk kekamarnya untuk ganti pakaian.
Aku hanya mengawasi sekitar ruang tamu yang penuh dengan hiasan rumah, sesekali menengok ke bagian dalam yang terlihat sepi sunyi.
Tidak lama Tika keluar dari kamarnya dengan menggunakan Celana Training dan Seragam Batik yang masih ia gunakan, Jadi ketika dikamar ia hanya melepas kerudungnya dan rok yang diganti dengan celana trining tersebut. Sehingga rambutnya yang bergelombang sebahu itu terlihat begitu mengagumkan.
“Masuk sini aja, sambil nonton TV.” Sambut Tika sambil tangannya melambai kepadaku untuk mengajak masuk ke ruang tengah rumahnya.
Aku berjalan masuk menuju ruang tamu, Tika pun menyalakan TV.
“Sebentar aku bikin kan Es Sirup sesuai janji, Hehehehehe.” Tika beranjak dari Sofa Ruang Tengah lalu menuju ke Dapur untuk membikinkan Es Sirup.
Tidak lama kemudian ketika aku asik nonton ftv dan juga duduk santai di sofa yang cukup luas dan bisa dibuat rebahan, Tika datang dengan membawakan 2 gelas berserta 1 botol berisikan sirup dingin.
Kami nonton tv sambil bercanda berkali-kali hingga tertawa terbahak-bahak hingga aku melupakan tugas sekolah. Aku yang bosan menonton ftv yang begitu-begitu saja ceritanya, aku mengambil remot tv untuk mengganti ke channel lainnya, Namun Tika tidak terima dan tidak mau kalau channelnya aku ganti.
Tika mencoba untuk mengambil remot yang sudah aku ambil dan kita saling bercanda aku berusaha mengamankan remot agar tetap digenggamanku sedangkan Tika berusaha mengambil alih remot yang aku genggam, hingga tanpa disengaja aku merebah ke sofa lalu Tika menindihku, Payudara Tika yang cukup padat berisi menyentuh dadaku, dan muka kami saling bertatapan.
Suasana hening sejenak kami saling bertatapan, hampir secara bersamaan kami memejamkan mata, lalu bibir Tika yang sensual mulai menyentuh bibirku.
Ku jatuhkan remot tv ke lantai, dengan suara gertakan remot ke lantai membuat kami terkagetkan. Tika duduk kembali dan aku pun juga membenarkan posisi dudukku di sebelahnya, lalu aku meminta maaf.
“Maaf Sayang.” Ucapku penuh harapan.
Tika hanya diam dan meremas erat tanganku, lalu Tika membalikkan badannya dengan berpangku dihadapanku, tangannya kini beralih melingkari leherku. Lagi-lagi kami sejenak bertatapan. Tika tiba-tiba mencium pipi kanan lalu pipi kiriku secara bergantian, lalu aku balas mencium kening dan hidungnya lalu turun ke bibirnya, bibir kami saling bersentuhan lagi, kemudian secara bersamaan kami membuka mulut dan berciuman dengan mesra, sambil ku peluk pinggulnya.
Cukup lama kami saling berciuman, diluar kesadaran tanganku mulai meraba ke atas dan menyentuh kedua payudaranua yang padat berisi itu. Ku remas payudaranya yang masih terbungkus seragam sekolah. Tika merintih seperti kesakitan.
“Auhhhh.” Rintih Tika
Kami lanjutkan ciuman kami, sesekali kami mengambil nafas sambil tanganku membuka kancing seragam Tika, sedangakan tangan Tika membuka kancing seragamku, Hingga kancing seragam kami terlepas semuanya. Kini kulihat payudara padat milik Tika yang hanya terbungkus BH Krem, Kuremas kembali secara perlahan sambil kami berciuman.
Tanganku mulai melepas seluruh seragam batik milik Tika lalu melemparkannya ke lantai, begitu pula dengan Tika yang juga melepas seluruh seragamku dan juga kaos dalamku lalu dilemparnya juga ke lantai.
Tangan Tika turun menyentuh dadaku sesekali memainkan puting miniku hingga aku merasa geli. Lalu aku balas dengan menyelinapkan tanganku melalui sela-sela BH-nya dan kuremas payudaranya lebih kencang sambil ku mainkan juga puting susunya hingga Tika berteriak sakit kenikmatan.
Kemudian ku peluk erat tubuh Tika hingga terdorong semakin rapat sehingga dada kami saling bersentuhan, tangan Tika melingkarkan lagi ke leherku terkadang menyentuh kedua pipiku. Sedangkan aku berusaha melepas kaitan BH-nya, tidak lama kemudian terlepas sudah BH.nya ku lemparkan ke lantai dan kuremas-remas kembali payudaranya yang saat ini tidak terbungkus apapun.
“Auhhhh, Sayang.” Tika merintih tidak karuan menikmati setiap remasanku
“Kenapa Sayang?.” Tanyaku sambil menikmati kekenyalan payudara Tika.
“Geli-geli enak sayang.” Jawab Tika.
Kuremas terus menerus payudaranya dengan penuh kemesraan.
Tak disangka secara perlahan tangan Tika menyentuh kemaluanku yang masih terbungkus celana, dia mengelus-elus dengan nikmat, dengan tangannya Tika melepas kaitan celana dan resleting celanaku dan mencoba memainkan penisku melalui sela-sela celana dalam.
“Ihh, apa ini sayang?.” Tanya tika ketika dia benar-benar memegang penisku tanpa ada halangan apapun. Dan tangannya juga geli ketika tersentuh rambut-rambut disekitaran penisku.
“Mainkan aja sesukamu sayang.” Jawabku dengan manja.
Diriku tidak mau kalah dengan Tika kali ini kuselipkan tanganku dari atas celana triningnya dan celana dalamnya yang nampak sudah basah kuyup.
“Kamu ngompol yang?.” Tanyaku yang penuh keheranan.
“Ngga tau sayang.” Jawab Tika yanh juga kebingungan
Apalah itu ku teruskan memainkan kemaluanya yang sudah membasah dan banyak cairan yang keluar dari kemaluannya.
Tak lama kemudian penisku tiba-tiba mengeluarkan sperma, Sehingga membuat Tika kaget.
“Croott crooot croott.”
“Ihhh, Apa ini sayang?.” Tanya Tika sambil mengeluarkan tangannya keluar dari celanaku.
“Maaf sayang.” Jawabku yang penuh dengan rasa takut.
Dengan cepat Tika mengambil Tisu dan mengelap tangannya yang penuh dengan Sperma
Seketika itu Kami kebingungan sekaligus takut, kami berhenti sejenak. Kemudian aku membereskan semua pakaianku dan Tika membereskan pakaiannya.
Kita saling bertatapan cukup lama, kita menyadari bahwa ini pengalaman pertama kita dan minim edukasi.
“Maaf ya sayang?.” Aku mencoba meminta maaf kepada Tika.
“Gapapa sayang, Aku suka kok.” Jawab Tika sambil tersenyum.
“Kamu ngga marah kan?.” Tanyaku lagi untuk memastikan kembali.
“Engga Sayang, Aman aku seneng banget malahan.” Jawab Tika dengan senyum gembira.
Ku peluk lagi Tika dan kami berciuman kembali.
“I Love You Sayang.” Tegasku di telinga Tika.
“I Love You too Sayang.” Jawab Tika dengan halus.
Kami melepaskan ciuman dan pelukan, lalu aku pergi pamit pulang karena hari sudah sore.
Pengalaman pertama ini cukup berkesan bagi kami, Sesekali chat dan pembicaraan kami mulai liar. Dan kadang jika ada kesempatan dimana pun dan kapan pun kami sudah berani berciuman.