Part 1
Tentang perubahan gadis kecil dari yang dulunya lugu menjadi binal dan haus kontol, ulah sang paman yg selalu mencekokinya dengan hal hal mesum hingga membuat memeknya selalu becek minta digenjot kontol
” Sshhhh ahhhh jilat terus om memek aku….” Racau seorang gadis berusia delapan belas tahun. Saat ini memeknya sedang dijilat rakus oleh pria yang tak lain adalah suami tantenya.
Gadis itu bernama Marisa tapi biasa dipanggil Moa. Diluar dia terlihat kalem dan juga suci tapi nyatanya dia punya gairah tinggi yang bisa di bilang hypersex.
Bermula dari sejak kecil sering dilecehkan pamannya ini sampai sekarang dia terobsesi dengan hal-hal berbau sex. Dan yang paling disenanginya saat ini adalah exib didepan pamannya.
Menunjukkan bagian-bagian terlarang dalam dirinya pada sang paman. Menikmati wajah mesum sang paman membuat memeknya selalu basah.
Moa tinggal bersama paman dan bibinya sejak berusia tujuh tahun, orangtuanya berada dikota karena menjalankan bisnis dam sering bepergian.
Sangat rentan bagi Moa untuk ikut bersama mereka yang masih sangat fokus pada pekerjaannya. Jadi rencananya Moa akan pindah kekota setelah lulus SMA.
Dan selama dia tinggal bersama paman dan bibinya, sudah banyak hal dewasa yang di cekoki padanya. Bahkan sedari kecil Moa sudah tau nikmatnya belaian di memek.
Tetenya yang sekal besar akibat pijatan sang paman. Moa tidak sungkan meminta pada pria itu untuk memijat tetenya dengan alasan pengen lebih besar.
Saat teman-teman sekolahnya baru tau apa itu ciuman maka Moa sudah tau apa itu klimaks. Dia sudah tau rasanya klimaks sejak duduk di bangku kelas tiga SMP.
Saat itu pamannya bilang mau buat Moa tau rasanya kejang enak. Moa yang percaya seratus persen sama pamannya itu langsung membuka kedua kakinya dengan lebar.
Moa ingat betul dia menjerit kuat saat tubuhnya mengejang enak. Dan sejak saat itu dia selalu minta pada pamannya. Pamannya ingin melakukan kalau Moa agresif.
“Ahhhh … sedot yang kuat!” Moa menyangga tubuhnya dengan siku. Dia menatap pamannya yang sedang menyedot memek basahnya.
Dia dan pemannya melakukan diruang makan sementara bibinya sedang kepasar. Hari ini hari minggu dan bibinya selalu pergi kepasar besar bersama beberapa tetangga lain.
Dan waktu seperti ini tidak di sia-siakan Moa dan pamannya yang berprofesi sebagai kontraktor. Pamannya menuruti apa yang Moa mau, dia menggigit itil Moa dengan kuat lalu menyedotnya hingga terasa sangat sakit dan gatal.
“Ahhhh enaknya om!” Moa menggeleng-geleng tidak menentu. Dia melepas dasternya. Terpampang kismark ditetenya, siapa lagi biang keladinya kalo bukan paman termesumnya.
Joko Rahardjo nama pamannya, usianya udah empat puluh lima tahun. Dia senang melecehkan Moa, akibat ulahnya sekarang gadis perawan itu sangat hyper. Dari gadis lugu menjadi binal, tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu. Semua bagian tubuh Moa sudah dilihat dan disentuhnya, hanya saja dia belum mengambil keperawanan gadis itu.
Alasannya sederhana, dia ingin Moa benar-benar matang sehingga saat melakukannya mendapat perlawanan yang setimpal.
“Om … ngentot yok!” Ajak Moa tidak tau malu. Bahkan dia tidak segan mengucapkan kata-kata vulgar. Semua atas ajaran Joko, pria matang itu senang kalau Moa liar begini.
Moa meremas kuat rambut Joko saat merasakan telunjuk pria itu menusuk lubang memeknya yang masih sempit, “ahh ahh enak ommmm!
Joko menengadahkan wajah lalu bertemu tatap dengan Moa, “apanya yang enak?” Tanya Joko mesum.
“Memeknya enak disodok gitu. Ngentot yok… ahhhhhh!” Ajak Moa lagi. Tatapan sayunya menandakan dia cukup horny sekarang.
“Mau ngentot?” Goda Joko sambil tersenyum mesum, “memangnya memek kamu udah siap nerima kontol om yang besar ini? Bibimu aja menjerit-jerit gak sanggup.
“Ahhhhhhhhh ….” Tubuh Moa menggelinjang mendengar itu. Memang dia suka sekali kalo pamannya ini membahas masalah ranjang.
“Sanggup, om sendiri yang bilang lobang memek Moa pasti muat
Kalo gak muat paksa aja… coba yokkkk!” Tubuh Moa meleleh saat itilnya di cubit kuat.
“Kalo koyak gimana? Terus longgar, om gak mau ngentot sama memek lebar.” Joko semakin membuat Moa horny. Keponakannya ini memang sangat menggairahkan.
“Kalo koyak jait lagi!” Moa mengalungkan tangannya dileher Joko, “aku yakin kontol om betah di memek aku. Rasanya pasti lebih enak dari punya bibi.”
“Tapi om gak cuma mau sama lobang memek, lobang pantat juga mau. Kamu mau?” Moa langsung ngangguk, “mau, semua lobang aku buat om.”
Joko tertawa puas sambil mengocok kuat itil Moa. Gadis itu menggelinjang hebat.
“Oohhhh enak omm! Ahhhh ahhhhh aku mau ngentottttt! Aku mau dikontolinnnnnnnn! Ayok ommmmmmmm!” Racau Moa. Tidak lama kemudian tubuh gadis itu mengejang.
Joko menahan kedua kaki Moa agar tetap terbuka, melihat bagaimana kedutan liar beserta muncrat cairan klimaksnya. Sangat mengagumkan.
“Masih mau ngentot udah lemes gini?” Tanya Joko sambil tertawa. Moa tersentak-sentak karena telapak tangan pamannya menggosok memeknya yang bersih dari jembut.
“Masih… aku masih kuat om! Mau kontolim aku sekarang?” Tanya Moa terbata. Tubuhnya masih mengejang-ngejang.
“Gak sekarang, om mau perawanin kamu ditempat berkesan. Om mau setelah itu kamu jadi binal. Kamu siap?” Moa ngangguk. Apapun selama pamannya senang dia mah nurut aja.
“Sekarang bersihin lendir kamu ini, aromanya jangan sampe tinggal ya. Nanti bibimu curiga, kok bau memek ada dimeja makan.”
Moa tersenyum erotis sambil kakinya menyentuh kontol Joko yang masih ditutupi celana, “kalo bibi tanya, aku jawab suaminya habis nyedot memek ponakannya.”
Joko tertawa, “mulutmu semakin jalang. Om suka… berani gak kayak gitu sama orang lain?
“Bersihin dulu tempat ini, nanti om kasi tau. Kalo kamu nyanggupin, om bakal perawanin kamu cepet. Biar cepat binal lontenya om ini.”
“Om jangan panggil aku lonte, basah lagi memek aku.” Moa membuka lebar memeknya, menunjukkan cairan hangat keluar akibat horny.
Joko menampar memek Moa sebelum pergi meninggalkan gadis itu dalam kedaaan yang cukup lemas. Moa sendiri sebenarnya gak cukup sekali klimaks gini tapi mau gimana, pamannya emang suka kali buat nanggung
Moa langsung membersihkan meja makan dengan dasternya, dia menggunakan cairan pengelap meja dan lantai untuk menghilangkan aroma yang cukup menyengat.
Moa memandangi tubuhnya yang telanjang didepan cermin. Gadis itu meyakini kalo tetenya besar akibat remasan pamannya sedari kecil.Moa ingat pamannya pernah bilang kalo tetenya mau besar harus di pijat laki-laki. Gara-garanya Moa pengen punya tete besar kayak bibinya, waktu itu dia gak tau kalau tete akan berproses dengan sendirinya.
Dengan lugunya dia membiarkan pamannya meremas dan mengelus tetenya. Apalagi rasanya enak, makin betah Moa dielecehkan kayak gitu.”Ooo ya … sejak memek Moa tumbuh bulu, Joko selalu membersihkannya. Tentu pas bibinya gak ada, emang enak kalo beraksi sembunyi-sembunyi gini.
Rangsangannya lebih enak, apalagi dia dan pamannya sering bertukar pesan mesum. Tentunya Moa menggunakan nomor lain yang khusus di gunakannya untuk sang paman.Moa meraba memeknya, “sabar ya, bentar lagi juga di perawanin. Kita buat kontol om Joko betah.”Moa selama ini olahraga untuk mengencangkan otot memek dan saraf-sarafnya. Supaya pas dikontolin, kontolnya Joko terhisapkuat ke dalam.