Mbak yuni menekuk kedua lututnya lalu mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar hingga tampak jelas bagian dalam vaginanya. sekali lagi aku masukin jariku kedalam lubang vaginanya. kemudian aku putar-putarkan jariku. mbak yuni memejamkan mata merasakan kenikmatan itu. lalu aku keluar masukkan jariku.
Kulihat mbak yuni menggigit bibir bawahnya yang mungil sembari tetap terpejam. mbak yuni meraih tanganku yang satunya lalu menyuruhku memainkan puting susunya. kini kedua tanganku sama-sama bermain. yang kiri memainkan puting susunya sedangkan yang kanan memainkan vaginanya. mbak yuni tetap terpejam, kedua tangannya memegangi bantal sehingga terlihat ketiaknya yang halus putih dan berkeringat, sungguh sangat seksi.
“mmh..mmh…oh..oh..terus dek jangan berhenti..oh..oh agak dipercepat dikit dek” mbak yuni meracau. aku pun mempercepat gerakan jariku di vaginanya, aku putar-putar, aku keluar masukkan begitu seterusnya. desahan mbak yuni makin kencang. “oh..oh..lebih cepat dek”, gerakan jariku yang tadi sudah cepat kini lebih ku percepat lagi hingga vaginanya berbunyi karena bergesekan dengan dengan jariku yang bergerak sangat cepat.
“ceplok…ceplok..” bunyi itu makin keras dan cepat seiring dengan gerakan jariku. “mmh..mmh..enak banget dek..terus..terus..oh..oh..” mbak yuni meracau tidak karuan. tubuhnya menggelijang tidak beraturan, wajahnya memerah, keringatnya bercucuran, pinggulnya terangkat ke atas, bergerak ke kanan ke kiri, tangannya makin erat memegangi bantal, desahannya makin keras seperti orang kesetanan.
Sesekali tubuhnya tersentak dan sentakan paling hebat membuat lutut kanannya yang ditekuk kini lurus kembali. pingulnya bergerak makin tak beraturan, pahanya yang kanan merapat ke paha yang kiri hingga jariku sempat terlepas dari vaginanya tapi aku masukkan kembali dengan sangat cepat. pinggulnya terangkat sekali lagi. mencondong ke arak kiri, kurasakan jariku seperti tersedot kedalam vaginanya. dinding-dinding vaginanya menekan jariku kuat sekali.
Dan akhirnya sebuah teriakan yang cukup keras keluar dari mulut mbak yuni “dek mbak mau pipis..ah..ah..gak tahan lagi dek..oh..oh..ah..ahhhh…ahhhh…arrrggghhhhh”. aku cabut jariku dari vaginanya “crot..crot..crooot” vagina mbak yuni menyemprotkan cairan. cairan itu mengenai pahanya, lalu aku lihat cairan itu mengalir deras dari vagina mbak yuni. pinggulnya kini turun kembali. tapi cairan itu masih tetap saja keluar membanjiri tikar. aku lihat mata mbak yuni masih terpejam, mulutnya menganga dan nafasnya tersengal-sengal.
“ah..enak banget dek, tapi mbak yuni pipis, abis udah gak tahan lagi sih” mbak yuni kini mulai tenang kembali. matanya terbuka dan melihat ke arahku penuh dengan kepuasan. tangan kirinya memegang vaginanya yang belepotan cairan. mbak yuni merasakan cairan itu lalu mengamatinya. “ini apa ya kok licin?”. dia pun bangkit, duduk dan mengamati vaginya. tangannya meraih cairan kental berwarna bening keputih-putihan yang masih menggenang di tikar tepat di bawah vaginanya.
“ini bukan kencing, tapi apa ya?” dia pun membauinya. aku melakukan hal serupa. aku colekkan jariku ke cairan itu dan aku amati. cairan kental yang licin dan berbau sedikit amis. “ini memang bukan kencing mbak” kataku. “iya, tapi apa ya kok tadi rasanya seperti mau kencing, dan pas keluar rasanya enak banget dek, beda kalo kencing seperti biasanya”.
Dan kini aku tahu itu adalah cairan orgasme, mbak yuni tadi telah mengalami orgasme yang hebat dan mungkin untuk yang pertama kalinya. dan kini pun aku tahu lendir licin yang menebarkan aroma khas vagina pada saat pertama kali aku memasukkan jariku ke vagina mbak yuni itu adalah cairan lubrikasi yang akan keluar saat seorang perempuan sedang terangsang. cairan ini rupanya berguna sebagai pelumas dan sebagai pemberi aroma pada vagina.
Dengan keadaan yang masih telanjang bulat mbak yuni berdiri dan keluar tenda. cairan orgasmenya masih menetes dari vaginanya. dia kembali ke dalam tenda dengan sebuah lap bersih. lalu dia me-lap vagina dan pahanya yang belepotan cairan orgasme. dia juga membersihkan tikar yang masih tersisa cairan orgasme. tadi cairan itu begitu banyak, tapi rupanya telah diserap oleh tikarnya. kini semuanya telah bersih, hanya saja aroma vagina masih juga memenuhi tenda.
Mbak yuni memakai kembali pakaiannya. “dek, lain kali kamu mau gak main yang kayak tadi?” tanya mbak yuni. “mau mbak, sepertinya asik banget, sampe tititku berdiri” jawabku. “hah..titit kamu berdiri..ha..ha..tapi kamu janji jangan cerita ke siapa-siapa klo kita main yang kayak tadi, klo kamu cerita nanti kita bisa dimarahi sama ortu”. “ok deh mbak, aku janji gak akan cerita ke siapa-siapa” kataku
Itulah pengalaman pertamaku tentang seks. sejak saat itu aku sering melakukan hal seperti tadi. di semua tempat pun jadi, asalkan tidak ada orang yang melihat. kadang di dalam tenda, kadang di kamar mbak yuni dan bahkan kami pernah melakukannya di sofa ruang tamu. terlepas dari anda percaya atau tidak tapi kini anda tahu bahwa anak kecilpun bisa terangsang karena mereka memilik libido, dan bahkan mereka bisa mengalami orgasme seperti yang di alami orang dewasa. Tamat