Iya Dre, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendesah
tanganku diarahkannya ke liang kem*lu*nnya, dan langsung kuelus-elus sambil lid*hku menjil*t p*tingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gig*tan ringan tepat di puncaknya, dan dia mengg*liat keenakan.
Dan kem*lu*nnya pun basah. Kubuka celananya dan cel*na d*lamnya secara perlahan. Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka cel*na d*lamnya, yes.. dia memiliki kem*lu*n yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih per*wan,
Dengan pacarnya juga hanya melakukan or*l s*x. Tetapi saya belum berani untuk menjil*t kem*lu*nnya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kem*lu*nnya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghis*p b*tang kem*lu*nku,
Aaakshh.. hsstt oks! dia menjil*ti biji pel*rku dan dia mengisap kem*lu*nku lagi sambil dipegang dan dikoc*knya.
Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kem*lu*nku ke liang kem*lu*nnya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Dre, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Andre, saya sangat suka kamu punya barang,
Katanya sambil berdiri dan lub*ng kem*lu*nnya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja. Langsung saja kujil*t liang kem*lu*nnya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merint*h-rint*h kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth,
Sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jil*tanku belum pintar lihat sedang keasyikan menikmati jil*tanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berc*uman lagi, entah kenapa aku
merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kem*lu*nnya, kuingin b*tang kem*lu*nku dimasukkannya ke lub*ng kem*lu*nnya.
Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
kamu masih per*wan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya.
Ternyata dugaanku benar.
Tapi sama pacar kamu itu?
Iya tapi kalau aku sama dia hanya or*l aja, kata Emily.
Tapi Andre, gimana kalau kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
“Okh.. ookh.. okh.. sstt..” dia mencoba untuk memasukan b*tang kem*lu*nku ke lub*ng kem*lu*nnya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan b*tang kem*lu*nku ke lub*ng kem*lu*nnya,
Dan secara perlahan kugesekkan b*tang kem*lu*nku ke liang kem*lu*nnya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kem*lu*nku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merint*h- rint*h. Aku terus menggenj*t dia.
Emily, ternyata pedih juga, aahh! katanya. Tapi teruskan saja Emily… Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku
Dan memang ada sedikit d*rah di b*tang kem*lu*nku dan yes.. semua b*tang kem*lu*nku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah per*wannya dan perj*kaku. “Ssstt.. sstt..” des*hannya yang merdu dan mengga*rahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya.
Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenj*t naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang on*ni, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga.
Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Emily ini kedengaran. Terus Andre, aduhh Andre kok enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujil*t lid*hnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku.
Uuhhss sstt jangan dulu dong Dre.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Dre boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah p*yud*ranya. Dan.. Creett.. crooot.. crooot.. crroooot dan air m*niku yang banyak itu menyemprot ke p*yud*ranya dan sekitar lehernya.
Selesailah main-main sama Emily, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua. Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih tel*nj*ng, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis.
Bangun-bangun sudah hampir jam 19.30, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Gatot Subroto dan makan.
Sesudah itu kami pergi ke Di Trans Studio Bandung, lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Emily tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya.
Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua. sejak saat itulah kami resmi berpacaran.