Senin 2 desember 2024, mobil hardtop tua milik temanku berjalan agak tersendat dimedan yg becek dan agak berlumpur dikawasan pedesaan sekitar kabupaten bogor, hampir 3 jam kami menempuh perjalanan dari Jakarta menuju ketempat yg menurut herman, temanku ini, adalah tempatnya mojang-mojang cantik sebagai teman akhir pekan.
Gila lu her, ini sih tempat jin buang anak.. ujarku kepada herman yg memegang kemudi.
Tenang aja hen, bentar lagi juga nyampe..pokoknya lu kalo udah kesini bakalan ketagian, barangnya bagus-bagus, masih orisinil ujarnya meyakinkan, sambil pandangannya tetap tertuju pada jalan becek diperkampungan yg telah mernyerupai medan offroad itu.
Aku sebetulnya ikut ketempat inipun karna ajakan temanku ini, yg menurutnya sudah sekitar enam bulan lebih malang- melintang mencari hiburan dikawasan ini, yg berdasarkan ceritanya konon didesa X yg akan kami tuju ini banyak terdapat janda-janda yg bisa diajak kencan, dan yg menariknya, kita bisa dengan leluasa bermalam dirumah wanita itu layaknya suami istri, dan tanpa kawatir ada pihak yg usil, baik orang tuanya, tetangga, ataupun masyarakat sekitar,
menurutnya didesa itu hal seperti itu adalah lumrah adanya, dan masih menurut cerita temanku ini, bahwa wanita-wanita disana itu bukanlah sejenis pelacur-pelacur yg biasa menjajakan diri secara professional seperti di jakarta, jadi kesimpulannya masih belum banyak dijamah oleh lelaki-lelaki hidung belang.
Pokoknya masih orisinil lah.. cukup cuma kita bayar 300 ribu untuk sehari semalam, mereka sudah senang, mereka itu janda-janda yg enggak punya penghasilan hen, jadi mereka senang kalo ada orang seperti kita ini yg berkunjung, pokoknya kalo lu enggak percaya entar elu buktiin sendiri lah itung-itung membantu perekonomian mereka hen.. ingat kata pak ustad, kita harus membantu janda-janda yg membutuhkan uluran tangan kita ha..ha..ha.. itu kata temanku waktu membujukku untuk ikut bersamanya.