Monday, December 23, 2024

Memek SPG diler motor Seksi dan nikmat membawa malu saat ketauan masturbasi di toilet (PART 4)

‘Ya ampuuun panjang banget kemaluan laki laki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. Aqu berharap kemaluan itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena jujur aja belom pernah ada benda sebesar itu masuk ke kemaluanqu. Ketika gagangan itu amblas, aqu terdiam, antara bingung, taqut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaqu… aqu benar benar terdiam, tak bergerak. Aqu pasrah, tak mengeluarkan sepatah katapun, tak kusangka khyalanku bercinta di kamar mandi sekolah, dan disebadani dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dgn pak Lukman dan aqu tak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yg sedang mendesah desah dibelakangku, yg sedang membenamkan gagangannya di lubang surgaqu yg berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami. Kenyataan yg harus kuterima, Mukidi sedang menikmati kemaluanqu, menikmati memompa kemaluannya keluar masuk di lubang kemaluanku. ‘oooh bu Diana…ohhh enaknya’, desah Mukidi ga karuan berkali kali ’emmmh’, aqu mendesis kecil, walau aqu tak suka tapi tiba-tiba aqu merasakan rasa nikmat walau tersamar oleh rasa taqutku. Mukidi terus mengocok kemaluannya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang kemaluanqu. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yg kekar di dinding kamar mandi. ‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Ketika aqu mulai tenang, aqu menyadari kalau kemaluan Mukidi memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan kemaluannya begitu mantap memenuhi lubang kemaluanqu. Terasa banget ada benda yg mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yg menjalar diseluruh badanku. Diam diam aqu mulai menikmati diperkosa lelaki ini, tiap kali dia menggerakkan gagang kemaluannya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yg kudapat.

Ketika dia menancapkan kemaluannya kembali ke dalam liangku, aqu mendesis pelan, kucoba tak mengeluarkan suara, aqu terlalu sombong untuk mengaqui kalau gagangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaqu, tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku. ‘mmmh mmmmh’, desisku pelan. ‘enakkan bu?, katanya tiba tiba. Ternyata dia mengetahui kalau aqu mulai menikmati tusukan kemaluannya. Aqu terdiam malu, tak berani berkomentar, kalau kubilang tak atau memaki makinya, dia pasti tahu aqu bohong karena kemaluanqu sudah mengeluarkan banyak cairan yg menandakan aqu juga terangsang dan menikmati enjotan kemaluannya. Aqu menundukkan kepalaqu dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yg mengecup pipi kananku. ‘Tunggingin dikit bu Diana’, katanya sambil menarik bokongku keatas. ‘Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging’, umpatku dalam hati. Tapi aqu tak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir. Aqu ikuti saja kemauannya dgn menunggingkan sedikit bokongku. ’emmh bokong bu Diana memang montok banget, ga salah apa yg aqu khayalin selama ini’, katanya sambil meremas remas bokongku gemas. ‘Gila, ternyata aqu sudah lama jadi fantasi laki laki ini’, pikirku dalam hati. Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan kemaluannya kembali. ’emmh pak pelan’, kataqu ketika kurasakan penetrasi kemaluannya terasa lebih dalam dari sebelomnya,mungkin karena aqu menunggingkan bokongku sehingga posisi kemaluanqu benar- benar bebas hambatan. Mukidi tak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aqu mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku, ’emmh emmmh’, desisku pelan merasakan gesekan gagangannya di lubang kemaluanqu. Melihat badanku yg terdorong dorong kedepan, Mukidi sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aqu dapat menahan tekanan badannya, dgn kedua tanganku bertopang pada tembok. ’emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yg bulat padat sambil tak berhenti mengocok kemaluannya. ‘ooh bu oooh’, Mukidi semakin keras mendesah, aqu jadi taqut kalau-kalau ada orang yg mendengar desahannya itu.

“pak Mukidi..ja..jangan berisik pak..”, kataqu memohon taqut desahannya didengar orang. ‘I..i..iya bu emhh abis enak banget’, katanya pelan dgn nafas menderu. Kocokan kemaluannya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia menguakkan belahan bokongku.

dan kurasakan satu jarinya membelai duburku. Kontan aja aqu menggeliat, bokongku bergoyg ke kanan ke kiri karena kegelian. ‘oooh pak Mukidi..oooh’, aqu bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa nikmat yg tercipta dari kocokan kemaluan Mukidi ditambai gesekan jarinya yg membelai duburku seperti racikan yg pas membuat aqu lupa diri, dan membuatku tak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aqu mulai benar benar menikmati semua ini, badanku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh badanku. ‘oooh ahhh’, aqu semankin menggila desahanku bertambah keras saja, Mukidi bukan saja hanya membelai duburku dgn jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke duburku dan menusuk nusuk jarinya ke duburku, refleks bokongku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kemaluannya dia membalasnya dgn menusukkan jarinya ke duburku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melaqukan anal sex dgn pak Mukidi, seperti yg dulu pernah kulaquan dgn pacarku. Mukidi semakin mengerang tak karuan, tak kuhiraukan lagi apa yg dikatakan Mukidi, rasanya aqu sudah mau klimaks. ‘saya mau keluar..ahh bu Diana’, kudengar samar samar erangannya, tetapi tak kupedulikan karena aqu juga merasa sudah mau klimaks. ‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan badanku kedinding, Mukidi mengikuti badanku dan menekan keras keras kemaluannya kedalam kemaluanqu, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam duburku ‘ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aqu klimaks, aqu tak dapat menahannya, sungguh luar biasa aqu bisa klimaks ketika diperkosa.

Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan kemaluan Mukidi memenuhi liangku, tetapi tak kurasakan lagi jari Mukidi di duburku, kedua tangannya memegang bokongku dan memompa kemaluannya dgn ganas. ‘oooh bu Diana oooh’, tiba tiba Mukidi mengerang keras dan menekan badanku keras, aqu kaget menyadari dia mau klimaks, tapi terlambat, diringi erangannya, kemaluan Mukidi sudah menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan kemaluannya dalam-dalam membuat badanku terdorong ke tembok. ‘ooooh emmmh’, entah kenapa aqu ikut menikmati sensasi ketika Mukidi klimaks di liangku, denyutan-denyutan kecil gagang kemaluannya terasa di sinding lubang kemaluanqu ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku. ‘Ahhh apa yg kulaqukan? Mukidi klimaks di kemaluanqu’, pekikku dalam hati. Aqu tersadar kembali, kurapatkan badanku kedinding dan menarik nafasku, aqu teringat kalau aqu memang sudah mau haid, aqu hanya bisa berharap spermanya tak membuahi telur dirahimku. ‘ahh bu Diana emmh’, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dgn mata melotot. Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kemaluannya yg masih dilumuri cairan kemaluanqu. ‘Cepat keluar pak’, kataqu dgn suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Mukidi tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu kamar mandi.

Aqu langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma Mukidi yg mengalir keluar, ‘gila..banyak banget spermanya’, umpatku dalam hati. Aqu mengenakan celana dalam dan merapikan baju yg kukenakan. Aqu mengendap endap keluar kamar mandi dgn hati berdebar, taqut ada orang yg mengetahui apa yg terjadi tadi di kamar mandi. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dgn hati berdebar aqu memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belom pulang mereka lagi sibuk dgn urusan masing masing. Aqu sedikit bernafas lega walau perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aqu pulang kerumah dgn perasaan yg tak menentu antara malu, takjub dan taqut. ,,,,,,,,,,,,,,,,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *