Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman di kamar mandi ini, dia memompa kemaluannya yg besar di kemaluanqu dari arah belakang, badannya mendorong badanku sehingga aqu terpaksa menahan badanku di tembok kamar mandi dan sedikit menungging. Aqu mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yg lain membelai klitorisku dari depan. ‘uuuh pak Lukman’, desisku pelan. aqu terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tak lama aqu merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, tetapi tiba-tiba, ‘braaak’, pintu kamar mandi tiba tiba terbuka. ‘bu Diana’, kata orang yg berdiri di depan pintu kamar mandi dgn mata yg tak berkedip sedikitpun melihatku. Aqu tersentak kaget, ‘pak Mukidi ehhhh…’, kataqu kaget ketika melihat pak Mukidi, cleaning service sekolah yg umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tak tau berbuat apa aqu jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, tetapi tanganku masih berada diantara selangkanganku, aqu begitu kaget sampai lupa menarik tanganku. ‘pak Mukidii keluar’, kataqu dgn suara pelan. Wajahku pucat sangkin taqut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar kamar mandi dan menguncinya. ‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dgn tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yg tadinya tersingkap sampai ke pinggul. ‘Bu Diana’, kata Mukidi sambil mendekatiku dan mendekap badanku. Aqu bertambah kaget, tapi aqu tdak berani berteriak, aqu taqut ada orang yg mengetahui kalau aqu masturbasi di kamar mandi sekolah.
‘jangaan pak’, kataqu berusaha melepaskan dekapannya, kugeser badanku untuk melepaskan diri dari dekapannya, tetapi dia tetap mendekapku sampai aqu menabrak dinding. ‘jangan paak’, kataqu taqut, dia tak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku, ‘jangaaan’, kataqu lagi. Melihat Mukidi yg begitu beringas dgn nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaqu. Aqu menyadari kalau aqu terjebak, aqu berusaha melawan, dgn sekuat tenaga aqu dorong badannya, berhasil, dia terjatuh di lantai kamar mandi. Aqu langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, tetapi ketika aqu mencoba membuka grendel pintu kamar mandi. Tanganku tertahan oleh tangan Mukidi yg kekar, ‘lepaskan’, kataqu, tetapi Mukidi yg sudah kesetanan itu tak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang badanku dgn paksa, tangannya yg lain menahan tangan kiriku didinding. Aqu terjebak, tenaganya kuat sekali, badanku seperti terkunci dan tak bisa bergerak, ‘pak Mukidi jangan…sakit..lepaskan’, kataqu memohon dgn suara memelas. ‘bu Diana… biarkan aqu…’, katanya didekat telingaqu, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaqu. “ahhh lepaskan’, aqu memohon lagi begitu mengetahui badan kekarnya menekan badanku kedinding. Aqu sangat taqut, ketika merasa ada benda yg keras kenyal menabrak bokongku. ‘ahh kemaluannya udah tegang, dia akan memperkosaqu’, jerit batinku Aqu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yg menahan kedua tanganku. ‘sebaiknya bu Diana jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Diana masturbasi di kamar mandi’, katanya mengancam, aqu mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aqu dikenal sebagai wanita anggun yg berkarisma. Aqu menghentikan perlawananku…berpikir sejenak. Kesempatan itu tak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dgn tangan kiriku, dgn tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.
‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aqu memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaqu, dia memeras buah dadaqu keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aqu taqut malah ada yg dengar. “aahh bu Diana..buah dada bu Diana gede banget emmhh’, kata-kata kotor yg memuji keindahan badanku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaqu yg masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaqu keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yg kasar mulai terasa meraba raba perutku, ‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaqu. ’emmh bu Diana, gede banget toket bu Diana”, katanya lagi dgn berbisik dari belakang, dengusan nafasnya yg berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aqu bisa merasakan kemaluannya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak bokongku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyebadaniku. ‘Bu Diana ijinkan saya menyetubuhi bu Diana’, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aqu kaget mendengarnya, tetapi tenagaqu tak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya. ‘Pak..jangan jangan kasihani aqu’, kataqu memelas. Sepertinya apapun yg kukatakan tak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tak kurasakan tangan kanannya meraba raba badanku. Penasaran apa yg dilaqukannya. aqu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya.. ‘oooh jangan pak’, aqu panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kemaluannya, walau tak begitu jelas aqu bisa melihat kemaluannya yg besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya. Belom hilang rasa kagetku, Mukidi menekan badanku merapat kedinding, aqu merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak bokongku.
‘Aduuh bokong bu Diana montok banget’, katanya meremas remas bokongku. Aqu terkaget, aqu baru teringat jika ketika masturbasi tadi aqu melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu kamar mandi. ‘Gawat neh’, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dgn mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi kemaluanqu udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aqu menjadi panik kembali, aqu taqut membaygkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia. Aqu pasrah, rasanya tak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan kemaluanqu yg licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang kemaluanqu setelah mendapatkan sasaran tembak, kemaluan Mukidi sudah berada tepat di depan mulut kemaluanqu, aqu sungguh tak berdaya. ‘Pak Mukidi ampun pak’, kataqu memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kemaluannya akan segera masuk kedalam badanku ‘Bu Diana udah lama saya pengen giniin bu Diana, bu Diana seksi banget’, katanya, dan tiba tiba kurasakan kemaluannya mulai masuk, aqu panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku, bukannya terlepas tapi malah karena gerakan badanku kemaluan itu malah terbenam masuk ke dalam lubang kemaluanqu, ‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati ketika kurasakan kemaluannya terasa terbenam memenuhi kemaluanqu. Aqu menarik nafas, ingin rasanya menangis. Sungguh sial, kemaluanqu yg sudah basah ketika aqu masturbasi tadi malah memudahkan gagang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tak mungkin kemaluanqu bisa lecet karena ada benda yg memaksa masuk, tapi berkat cairan yg sebelomnya memang udah membanjiri kemaluanqu membuat kemaluan Mukidi yg besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang kemaluanqu perlahan. ’emmmh bu Diana, kemaluan bu Diana enak banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaqu ketika kemaluannya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku.