Aku adalah orang yang kurang pandai bergaul dilingkunganku. Entah mengapa aku rada nggak suka aja dengan orang-orang yang banyak bicara dan ngucapin hal-hal yang nggak penting. Namun semua itu berubah, setelah aku mengenal Bayu. Pertama kali aku kenal Bayu ketika kami satu sekolah di SMP. Bayu adalah cowok yang supel dan menyenangkan dimataku walau kadang-kadang dia menyebalkan juga. Oh Iya, aku hampir lupa, namaku Mahardhika Arjuno atau bisa dipanggil Juno. Aku mimiliki tubuh yang cukup tinggi walau perawakanku agak kurus (kerempeng). Kembali ke Bayu, Bayu adalah teman yang mampu membuat aku kagum dan nyaman didekatnya. Entah mengapa aku bisa suka dengan sikapnya yang banyak bicara itu. Tapi aku yakin bahwa Bayu bukan orang yang banyak bicara seperti kebanyakan orang yang aku kenal. Dia sepertinya hanya banyak omong untuk menutupi sifat aslinya yang pendiam dan tidak banyak bicara. Itulah Bayu.
Pada waktu SMP, Bayu sama sekali tidak mengenal aku {(T,T), sedih banget rasanya…}. Sebagai salah satu cowok paling diencer cewek di SMP, tentu saja Bayu sangat terkenal di sekolah kami. Selain karena dia selalu mendapat peringkat dikelas, dia juga memiliki wajah yang cute dan cekep abis. Tetapi aku aneh aja, kenapa Bayu yang sekeren itu belum punya pacar? Apa mungkin dia…??? Emmmm… Ah! Mungkin itu hanya perasaanku saja. Yang jelas sekarang dia sudah menjadi sahabatku semenjak kami bersebelahan tempat duduk di Sekolah Menengah Utama.
Suatu hari aku bete dirumah sendirian dan akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Bayu, sahabatku, untuk jalan-jalan. Bayu menerima ajakanku dan aku sudah berjanji untuk menjemputnya. Kenapa aku bisa senang banget ya? Aneh aku ini! Jangan-jangan aku udah ada hati dengan Bayu.
Setelah mandi dan berpakaian aku menjemput Bayu, untuk kemudian makan malam di sebuah rumah makan dipinggir jalan. Disana kami bercakap-cakap panjang lebar, setelah itu dilanjutkan sebuah diskotik untuk sedikit menggoyangkan tubuh dan minum (aku aja yang minum, Bayu nggak mau minum). Kami seperti orang pacaran saja kan? Hahaha… sayangnya aku tidak tahu kalau Bayu itu sakit “juga” atau tidak. Di tengah-tengah percakapan di diskotik, Bayu mengajakku untuk kembali ke rumahnya katanya dia sudah agak pusing, padahal dia nggak minum alkohol tadi. Dasar Bayu ini! Ya sudahlah apa mau dikata, aku akhirnya menuruti permintaan Bayu dan mengendarai mobilku untuk segera meninggalkan diskotik itu.
Menyusuri jalan yang mulai agak sepi, kami saling berbincang-bincang. Sepanjang perjalanan pulang Bayu berkata bahwa ia belum pernah mengalami hari yang menyenangkan seperti yang baru ia alami malam itu.
“Aku seneng banget Jun. Aku seumur-umur baru kali ini ke diskotik. Hehehe”.
Bener kah yang aku dengar barusan? Berarti Bayu nggak pernah kediskotik sama sekali.
Langit malam tampak sangat gelap dan sepertinya mau ujan. Benar saja, ditengah jalan hujan gerimis mulai turun. Tanpa sadar aku mengendarai mobil melebihi batas maksimal kecepatan di jalan supaya cepet sampai dirumah Bayu. Tiba-tiba aku tersadar ketika di sebelah kanan sudah ada mobil Polantas yang berusaha menghentikan mobil ku. Akhhhhh… Sial! Akupun meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah toko dan menunggu Polantas tadi mendekati mobil kami. Ia bertanya hendak ke mana kami sampai-sampai kami membawa mobil itu melebihi batas kecepatan.
“Permisi. Mengapa anda mengendarai mobil melebihi batas kecepatan maksimum? Apakah kalian tidak tahu berapa batas maksimum kecepatan kendaraan disini? Kalian mabuk ya?”. Ups! Gawat, mulutku mengeluarkan bau alkohol.
“Ermmm…. Saya kebelet pipis pak”. Aku mencoba memberikan alasan. Rupanya alasanku tidak masuk akal sehingga Polantas tadi meminta STNK dan SIM-ku.
Setelah melihat surat-surat itu sang Polantas menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami dan lama sekali mengamati Bayu yang duduk terdiam. “Kenapa ya Polisi ganteng itu menatap Bayu?”, pikirku.
“Anda harus meninggalkan mobil Anda di sini dan ikut saya ke kantor”, perintah Polantas tadi.
Akhirnya sepuluh menit kemudian kami sampai ke sebuah kantor polisi yang terpencil dipinggir kota. Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan dalam kantor polisi itu tidak terdapat siapa pun kecuali seorang Sersan yang bertugas jaga dan Polantas yang membawa kami. Ketika kami masuk, Sersan itu memandangi tubuh Bayu dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia seperti menyukai Bayu. Kami dimasukkan ke dalam sel terpisah, saling berseberangan. Aneh bukan? Masa sesama cowok selnya dipisah.
Sepuluh menit kemudian, Polantas yang berumur sekitar 27 tahun dan berbadan kekar serta Sersan yang tinggi besar berbadan hitam, dan umurnya kira-kira 30 tahun kembali ke ruang tahanan.
Polantas tadi berkata, “Kalian seharusnya jangan mengemudi sampai melebihi batas kecepatan yang ada. Tapi kita semua bener-benar kagum, soalnya dari semua yang kami tangkap baru kali ini kita dapat orang yang manis seperti kamu, itung-itung melepas penat”, kata polantas sambil senyum mesum pada Bayu.
Sersan disebelahnya menimpali, “Betul sekali, dia bener-bener kualitas nomer satu! Aku sudah nggak sabar pengen mencicipinya”.
Aku sangat takut mendengar nada bicara mereka, begitu juga Bayu yang terus-menerus ditatap oleh mereka berdua dengan tatapan seperti ingin memperkosanya. Mereka lalu membuka sel Bayu dan masuk ke dalam.
“Sekarang dengar anak manis, kalau kamu berkelakuan baik, kita akan lepasin kamu dan temen kamu itu. Mengerti!” Sersan tadi langsung memegangi kedua tangan Bayu sementara Polantas menarik kaos yang dikenakan Bayu ke atas. Dalam sekejap seluruh pakaian Bayu berhasil dilucuti tanpa perlawanan berarti dari Bayu yang terus dipegangi oleh Sersan. “Wow, lihat putingnya”. Bayu terus meronta-ronta tanpa hasil, sementara Sersan yang tampaknya sudah bosan dengan perlawanan Bayu, melemparkan tubuh Bayu hingga jatuh telentang ke atas ranjang besi yang ada di sel Bayu. Dengan cepat diambilnya borgol dan diborgolnya tangan Bayu ke rangka di atas kepala Bayu.
Kemudian mereka dengan leluasa menggerayangi tubuh Bayu. Mereka meremas-remas dan menarik putting Bayu, kemudian memilin-milin puting susunya sehingga puting susu Bayu agak tegang dan mengacung ke atas. Kadang mereka mengigit puting susu Bayu, sedangkan Bayu hanya bisa meronta dan mengerang tak berdaya