part 2
“Bicara sama kamu gak ada solusinya.” Laras mengambil tas lalu menuju pintu rumah, “aku mau kerumah bu lurah. Ada pendataan, bilang sama Moa kalo mau makan, panasin bakso aja.”
Gitu istrinya pergi dia langsung chat Moa dan menyuruh gadis itu turun dengan mengenakan gaun tidur, tanpa dalaman pastinya. Moa langsung jingkrak kesenangan.
“Oh… lontenya om memang bisa diandalin. Duduk, terus ngangkang.” Perintahnya yang langsung dituruti Moa.
Gadis itu duduk didepan Joko, tatapannya nakal penuh napsu. Dia angkat kedua kakinya diatas kursi lalu mengangkang lebar. Joko melihatnya dengan lidah yang menjilati bibir.
“Enakan jilat memek aku, om,” ucap Moa frontal. Joko jongkok dihadapan Moa lalu membuka lebar bibir memeknya
“Euhhhhhh shhhhhhh… enak om.”
“Belum di apa apain udah keenakan aja. Om mau kamu tunjukin memek kamu ini sama kepala sekolahmu. Buat dia minta itu ke kamu.”
Jelas Moa terkejut, “maksud om?” Matanya bahkan udah membelalak kaget.
“Kepala sekolahmu bandot, suka piara perempuan. Taklukin dia, ujian pertamamu. Kalo berhasil, kita ngentot, om perawanin kamu sampe pingsan.”
“Aku gak sabar nunggu hari itu tapi masa iya aku harus nunjukin memek sama kepsek. Malu lah, dia taunya aku anak pendiam. Kayak mana caranya?”
“Terserah, gak usah pake celana dalam pas ketemu dia.” Saran Joko. Dia mencolek lendir yang keluar dari memek Moa lalu menjilatnya.
“Sebagai permulaan, om sodok anusmu pakek jari tengah. Kamu bisa bayangin gimana sakit plus enaknya. Kamu dengerkan pas bibimu jerit-jerit? Itu belum seberapa, bibimu gak ngeluarin semua suaranya. Tapi cukup buat memek lontemu ini basah.”
Joko menyentil itil Moa.
Joko menekan kedalam itil Moa, “kalo gak mau, kamu gak bakal om giniin lagi. Om bisa cari perawan lain, jangan harap kamu bisa nyepong kontol om lagi.”
Moa menggeleng, “aku gak mau. Jangan gitu, aku udah lama nunggu diperawanin sama om masa gak jadi.” Moa menggigit bibir bawahnya.
“Oh… ya satu lagi, kamu harus terbiasa exib. Om mau memekmu selalu basah, kalo gak jangan harap om kontolin sesuai janji.” Moa merengut kesal.
“Sekarang nungging.” Perintah Joko yang langsung dituruti Moa. Dia nungging sambil narik pantatnya berlawanan arah, kerutan sempitnya sangat terlihat.
Sebelum Joko menusukkan jarinya, lebih dulu dia menhirup aroma khas yang memabukkan. Habis itu membelainya beberapa kali sampai lubang memek Moa.
Dibasahinya dengan lendir yang keluar. Moa meracau keenakkan.
“Ssshhhhhhhhhhh sakittttttt ommmmmmmmmm!” Moa seketika tersentak pas ngerasa jari tengah Joko mencoba masuk. Joko menahan pinggul Moa supaya gadis itu gak melepaskan diri.
“Tahan atau gak sama sekali.” Moa menoleh kebelakang kemudian ngangguk.
“Tenang aja nanti juga desah, awalnya emang sakit. Masih jari belum lagi titit om yang segede terong ini.”
“AAAAAAAAAAAA!” Jerit Moa tiba-tiba pas jari tengah Joko ambil sepenuhnya tanpa penetrasi. Terasa panas dan nyeri, napas Moa terengah-engah
Joko gak kasi jeda Moa menikmati sodokkannya itu. Dia langsung mengocok kuat.
“Ohhh om enak! Lebih keras om!” Moe noleh sambil natap Joko.
“Ahhh ahhh ohhhhh yang kuat om! Kocok yang kuat!” Moa mengocok itilnya sendiri guna mempercepat diri buat crot.
Joko membalik tubuh Moa, mereka berhadapan. Moa agak jongkok sambil matanya merem melek.
“Enakkan?” Moa ngangguk.
“Dikontolin lebih enak.”
“Mau ….” Rengek Moa.
“Gak sekarang, tunggu kebinalanmu, lonteku.”
Joko meletakkan jempolnya didepan lubang memek Moa
“Akhhhh om aku gak kuat! Masuk sikit biar makin enak aku crotnyaaaaaa!” Tapi tiba-tiba tubuh gadis itu mengejang sempurna.
“Aku keluarrr!!!!!!!!!”