Wednesday, December 25, 2024

Cerita Dewasa Sepupu ku yang Minta Memeknya Di Kocok (Part 1)

cerita seks dengan sepupuku ini adalah nyata dari pengalamanku sendiri, bukan orang lain, hanya saja nama di samarkan, terserah anda percaya atau tidak. Saat itu usiaku masih 6 tahun kelas 1 SD, sedangkan sepupuku mbak yuni aku lupa berapa usianya, tapi waktu itu dia sudah kelas 4 SD. Mbak yuni anak yang lincah, cantik, putih dan tubuhnya padat berisi. kami sering bermain bersama, main petak umpet, kemah-kemahan dan tentu saja dokter-dokteran.

Seperti biasa hari itu aku main kerumahnya, orang tuanya sedang sibuk berjualan di warung samping rumah hingga kami hanya berduaan saja di ruang keluarga. “dek, main kemah-kemahan yuk” kata mbak yuni. aku menurut saja, lalu kami membuat tenda dari selimut. kamipun bermain ular tangga di dalam tenda dengan beralaskan tikar. tapi rupanya mbak yuni bosan dengan permainan itu, “dek, main yang lain yuk, main dokter-dokteran aja gimana?” aku pun mengiyakan dan sesuai kesepakatan akulah dokternya sedangkan mbak yuni adalah pasiennya.

Setelah merapikan ular tangga mbak yuni memberikan stetoskop mainan padaku lalu dia berbaring di atas bantal yang ia bawa ke dalam tenda. seperti biasa aku menempelkan stetoskop ke dadanya layaknya seorang dokter. tapi tanpa aku duga dia menyingkapkan t-shirt nya hingga tampak perutnya, dadanya dan tentu saja puting susunya yang berwarna pink.

Masih ku ingat waktu itu buah dadanya masih belum tumbuh sama sekali, rata, hanya saja putingnya terlihat mencuat dengan pembuluh darah tipis dan halus di sekitarnya. tampak jelas pembuluh berwarna hijau kebiruan itu karena begitu putihnya kulit mbak yuni. karena masih kecil aku nggak terangsang sama sekali oleh pemandangan itu, tapi yang jelas waktu itu ada perasaan tertarik dalam diriku untuk mengetahui lebih jauh tentang tubuh mbak yuni.

Aku diminta sekali lagi menempelkan stetoskop ke dadanya. kulakukan hal itu, bahkan iseng ku tempelkan stetoskop ke puting susunya. “dek, puter-puter stetoskopnya di daerah situ” akupun menggesek-gesekkan stetoskop di daerah puting susunya. “ih, geli ya, terus dek jangan berhenti” kata mbak yuni.

Udara di dalam tenda memang panas hingga kami berdua mulai berkeringat, mungkin itulah yang membuat mbak yuni melepas t-shirtnya, atau mungkin juga dia sudah tidak tahan lagi dengan rangsangan di puting susunya. stetoskopku masih terus bergerilya di kedua puting susunya. sesekali mbak yuni meraba dan memijit-mijit sendiri putingnya sembari memejamkan mata dan sedikit mendesah merasakan geli di puting susunya.

Mbak yuni menyuruhku membukakan roknya. awalnya aku hanya menyingkapkan saja roknya hingga terlihat celana dalamnya. “gak usah disingkap gitu dek, dilepas aja semuanya, celana dalamnya juga ya” pinta mbak yuni. akupun melakukannya. pertama aku lepaskan roknya, lalu aku pelorotkan celana dalamnya hingga akhirnya mbak yuni benar-benar telanjang bulat dengan tubuh yang mengkilap basah oleh keringat.

Aku lihat gundukan vaginanya, dan aku masih ingat vagina yang montok, mungil, dan tanpa ada bulu sama sekali, dan juga teringat jelas daerah disekitar belahan vaginanya merona merah, mungkin karena celana dalam yang terlalu ketat. melihat pemandangan itu timbul hasratku untuk mengetahui tubuh mbak yuni lebih jauh, meskipun aku masih kecil tapi dalam dunia medis dikatakan bahwa anak kecil pun memiliki libido, mungkin itulah yang membuat penis mungilku menjadi tegang.

“dek, coba kamu periksa memeknya mbak, stetoskopnya di gesek-gesek juga seperti tadi” kata mbak yuni. aku melakukannya, ku tempelkan stetoskop ke vaginanya lalu ku gesek-gesekkan secara perlahan. aku lihat mbak yuni mendesah lebih keras, dia terlihat menelan ludah, memejamkan mata, sesekali melihat ke arah vaginanya “kenapa mbak, geli ya?” tanyaku. “geli banget dek, coba kamu geseknya lebih cepat dikit rasanya enak banget dek”

Rupanya mbak yuni belum puas dengan hanya seperti itu. “dek coba kamu pegang memeknya mbak di usap-usap biar cepet sembuh soalnya memeknya mbak gatal”. aku pun mengusap vaginanya rasanya halus banget, hangat dan empuk. ku lihat mata mbak yuni merem melek merasakan geli di daerah vaginanya. “dek sekarang coba kamu masukin jari kamu ke memeknya mbak” perintah mbak yuni. aku bingung, aku tidak melihat ada lubang disana, hanya gundukan vagina dengan sebuah lekukan garis yang membelah tepat ditengah vaginanya. rasa keingin tahuanku makin menjadi, libidoku makin tinggi dan penisku pun bertambah tegang. lalu aku menguak belahan vaginanya dengan jari-jari mungilku.

Sungguh menakjubkan pemandangan di dalam bagian dalam vaginanya berwarna pink dan terlihat basah menebarkan aroma khas vagina. ada daging yang menonjol di bagian atas vaginanya dan kini aku tahu itulah yang dinamakan klitoris, ku lihat juga ada setitik lubang yang ternyata itu adalah lubang kencing, dibawahnya ada sebuah lubang kira-kira sebesar jari telunjukku pada saat itu, mungkin lubang itulah yang dimaksudkan mbak yuni.

Aku langsung memasukkan jari telunjukku ke dalam lubang itu, rasanya hangat dan licin. “ya terus masukin aja jari kamu dek, tapi pelan-pelan aja” kata mbak yuni. akupun memasukkan jariku makin dalam dengan perlahan. semakin dalam jariku semakin terasa panas dan kurasakan sangat licin dan berlendir “ah..sakit dek, pelan-pelan donk..mmh..oh..oh..oh..ya gitu dek, puter-puter aja jari kamu di dalam atau kamu keluar masukin aja jari kamu” desah mbak yuni dengan mata merem-melek. tapi aku keluarkan lagi jariku, aku amati cairan licin yang melumuri jariku, tidak berwarna tapi sangat licin dan aroma khasnya begitu menyengat, bukannya bau, tapi justru aroma itu membuat libidoku makin memuncak. “loh kok dikeluarin lagi dek, masukin lagi donk gak apa-apa kok, ayo donk dek masukin lagi, enak banget neh” kata mbak yuni kesal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *