Perkenalkan namaku Radit, usiaku saat ini 35 tahun. Aku bekerja di sebuah salah satu perusahaan minuman yang cukup terkenal. Diperusahaan itu jabatankuku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai GM (General Manager). Karena seorang General Manager maka aku mendapatkan fasilitas dari perusahaanku berupa perumahan dan sebuah mobil inventaris.
Kebetulan aku ini masih singgle, karena aku masih singgle sepulang kerja hobiku adalah jalan-jalan. Sebenarnya bukan hanya untuk berjalan-jalan saja, namun sembari berjalan-jalan aku mencari wawasan. Nah… disinilah awal mula cerita sex-ku. Pada saat itu jam menunjukan pukul 23.00. Sungguh sial sekali malam itu aku, karena pada malam itu aku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya ketika menyeberang jalan.
Tetapi untungnya mereka tidak apa-apa, karena saat itu aku dengan cepat menginjak rem mobilku, sehingga anak itu lukanya tidak begitu parah dan hanya mengalami luka kecil dibagian pahanya saja. Karena aku merasa bersalah, maka aku menawarkan gadis itu untuk berobat ke rumah sakit, tapi tawaranku ditolak oleh ibu gadis itu,
“ Sudah Mas, tidak usah dibawa ke rumah sakit, ini hanya luka kecil kok ” ucapnya.
“ Ya sudah Bu kalau mau ibu begitu, sekarang ibu dan anak Ibu saya antar pulang ya ? rumah Ibu dimana ? ” ucapku,
“ Tidak usah repot-repot Mas, kami tidak usah diantar, ” ucapnya menolak tawaranku.
“ Hlooo… Kenapa Bu, inikan sudah larut malam. Ibu tidak usah sungkan sama saya, Ibu tidak usah sungkan sama saya, anggap saja ini untuk menebus kesalahan saya ? ”
Mendengar tawaranku, Ibu itu-pun tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu saja. Lalu ketika dia baru mau menjawab, tiba-tiba dari arah ujung trotoar muncul anak kecil sembari membawa bekicot,
“ Buk, obatin pakai bekicot saja biar luka Mba’ Mila cepat sembuh ” ucap anak kecil itu sembari memberikan bekicot itu.
Lalu Ibu itu-pun menerima bekicot dari gadis itu, kemudian ibu itu memecahnya dibagian ujung cangkangnya lalau mengoleskan dibagian luka gadis yang ternyata namanya adalah Mila. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, Ibu itu mengandeng Mila dan adiknya lalu pergi. Tapi sebelum mereka melangkah jauh, aku-pun menghadang mereka bertujuan untuk mengantar meraka pulang kerumahnya.
“ Bu… tolong berhenti sebentar, Ibu mau pulangkan, biar aku antar yah ? kasihan tuh Mila jalannya pincang begitu… ” ucapku menawarkan dengan sedikit memaksa.
“ Ngaak usah Mas, Ibu… ”
Sebelum Ibu itu menjawab tawaranku, aku menimpa perkataanya,
“ Udah Bu, ibu tidak usah sungkan-sungkan, ini-kan sudah malam, kasihan Mila ” ucapku.
“ Maaf Mas, bukanya ibu tidak mau, tapi Ibu ini tidak punya rumah Mas, Ibu ini cuma seorang gelandangan… ” ucapnya mengejutkanku.
Ketika itu aku sempat diam sejanak karena mendengar jawaban Ibu itu, akhirnya aku putuskan untuk mengajak mereka ke rumahku untuk tinggal 1malam saja dirumahku. Jujur saja, aku kasihan sekali kepada mereka.
“ Yasudah begini saja Bu, ibu dan kedua anak ibu malam ini boleh tidur dirumahku ”
“ Tapi Mas… ”
Belum selesai ibu itu berkata aku menimpa lagi perkataanya,
“ Sudahlah Bu, anggap saja ini untuk menebus kesalahanku karena sudah mnecelakai Mila ” ucapku.
“ Yasudah kalau begitu Mas, saya nurut saja ” jawabnya menerima tawaranku,
Singkat cerita, didalam mobil selama perjalanan pulang, aku mendapatkan info dari ibu itu, ternyata Ibu itu malang sekali, dia ditinggalkan suaminya ketika mengandung adiknya Mila, yang pada akhirnya aku mengetahui nama adik mila adalah Sari. Dan Ibu itu bernama Tari . Ibu Tari berusia sekitar 43 tahun, Mila 13 tahun sedangkan Sari baru 10 tahun.
Mila sempat lulus SD, sedangkan Sari hanya sempat menikmati bangku sekolah sampai kelas 3 SD saja. Setelah sampai dirumah, Ibu Tari dan kedua anaknya langsung Aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata Ibu, Mila dan Sari tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai merekasudah tidak layak untuk dipakai lagi.
Ketika itu Bu Tari memakai daster yang lusuh dan sobek, sedangkan Mila dan Sari memakai baju yang penuh jahitan hampir di semua bajunya. Keesokan harinya, yang kebetulan pada hari itu adalah hari minggu, aku mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang tidak bisa melihat ada orang lain menderita.
Kalau kata temen-temenku sih, Aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.
“ Mila dan juga kamu Sari makan yang banyak ya… biar cepet gede… ”.
“ Iya Mas…. boleh tidak kalau Sari habiskan semuanya, karena Sari sudah 2 hari tidak makan ”.
“ Boleh … Sari dan Mila boleh makan sepuasnya disini ” ucapku iba mendengar perkataan mereka.
Setelah acara makan malam selesai, ketiganya Aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 dini hari setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, Aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika Aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat ketika Aku melihat daster Ibu Tari yang tersingkap sampai ke pinggang.
Ternyata dibalik daster itu, Ibu Tari ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan Penisku yang masih perjaka ini langsung berontak. Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Ibu Tari ini.
Setelah puas mengelus pahanya, Aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan Aku sudah bilang kalau CD Ibu ku ini sobek dibagian depan…. jadi klitorisnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin Aku mau muntah adalah bau CDnya.
Perkiraanku mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 15 menit Aku jilati Klitorisnya, ternyata Ibu Tari ini tidak ada reaksi. Mungkin karena mereka terlalu capek sehingga tidurnya pulas sekali. Lalu Aku mulai keluarkan Penisku dan mulai Aku gesek-gesekkan di Klitorisnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ketika itu aku hanya berani mengocok Penisku sambil memandanginya saja.
Ternyata Ibu Tari ini tidak memakai BH sehingga puting buah dadanya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Ibu Tari akan bangun. Sedang asyik-asyiknya Aku mengocok Penisku, Mila bangun dan melihat ke arahku. Mila sempat mau teriak dan untung saja Aku cepat menutup mulutnya dan memimta Mila untuk diam.
Setelah Mila diam, berhubung Aku sudah tanggung, terus saja Aku kocok Penisku. Mila yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok Penisku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil melakukan aktivitasku, Aku pandangi Mila, gadis kecil yang benar-benar polos, dan Aku lihat sesekali Mila melihat mataku.
Setelah melihatku pandangan mila berpindah ke pada paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 10 menit berlalu, Aku tidak tahan lagi, dan akhirnya
“ Crottt… crrott… Crottt… ”
Saat Aku keluarkan sperma Aku, Mila menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah Aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata Mila ini tidak memakai CD. Saat Aku sedang melihat Kewanitaannya Mila, dia bilang,
“ Mas… kenapa pipis di Kewanitaannya Ibu ”. Aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
“ Nak… itu biar ibumu tidur nyenyak… ” ucapku membodohinya.
“ Om… Mila kedingingan…. Mila mau pipis… tapi Mila takut ke kamar mandi… ” ucapnya.
“ Ya… sudah Nak… ayo Om antar ke kamar mandi ” ucapku.
Mila kemudian Aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Mila Aku suruh jongkok didepanku. Mila kemudian mengangkat roknya dan… suur… banyak sekali air seni yang keluar dari Kewanitaannya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Mila Aku gendong dan Aku dudukkan di pinggir ranjangku.
Lalu Aku peluk dan Aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang,
“ Om… Mila belum cebok… nanti Kewanitaannya Mila bau lho… OM… ” ucapnya.
“ Tidak apa-apa Nak… biar nanti Mas yang bersihin Kewanitaannya Mila… Mila bobok disini ya… sama om… ”.
Kemudian Mila Aku angkat dan mulai Aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya… dan juga buah dadanya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya.
“ Om… kenapa mengusap-usap kaki Mila yang lecet… ” tanyanya.
“ Oh iya Nak… Om lupa… ” ucapku.
Tahu sendirilah, Aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Mila, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya. Kemudian Aku jongkok diantara kakinya dan mulailah Aku singkap rok yang dipakai Mila sampai ke pinggang.
Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya Aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir Kewanitaan yang dikanan-kirinya agak mengelembung, eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari Aku berusaha untuk menguak isi didalamnya.
Dan ternyata… isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap. Tangankupun mulai mengelus Kewanitaan yang masih virgin itu. sesekali aku pelintir dan aku mainka Klitorisnya, aku sendiri heran Klitoris Mila ini ukurannya tidak kalah sama ibunya.
“ Aduuh… Om… Kewanitaannya Mila diapain… Om… ”.
“ Tenang Nak… tidak apa-apa… Mas mau nyembuhin luka kamu kok… Mila diam saja yaa… ”.
“ Iya… Om… ”.
Setelah Mila tenang, Akupun mulai menjilati Kewanitaannya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Mila.
“Om… jangaan… Mila malu Om… Kewanitaan Mila kan bau… ”.
Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai Aku kocok-kocok dengan pelan. Milapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya. Aku pun mulai menyedot Kewanitaannya Mila dengan kuat dan Aku lihat Mila menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
“Om… geli Om… Kewanitaannya Mila diapain sih Om… ”.
Akupun tidak peduli dengan keadaan Mila yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya…
“Om… sudah Om… Mila mau pii… piis dulu Om… ”.
Dan tidak lama kemudian “ Ssuur… suur… suur… ”
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan Kewanitaannya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.
Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, Akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul Mila ini.
“Om… maafin Mila ya… Mila tadi pipis di mulutnya Om… pipis Mila bau ya Om… ”.
“ Tidak apa-apa Nak… tapi Mila harus dihukum… karena udah pipis dimulut Om… ”
“ Mila mau dihukum apa saja Om… asalkan Om tidak marahin Mila… ”.
“ Hukumannya, Mila gantian minum pipisnya Om… mau tidak… ”.
“ Iya Om… ”.
Akhirnya Aku keluarkan Penisku yang sudah tegang. Begitu Penisku sudah Aku keluarkan dari CDku, Mila yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Mila agak memerah. Setelah Aku lepaskan kedua tangannya, Aku sodorkan Penisku kedepan wajahnya dan Aku suruh Mila untuk memegangnya.
“ Nak… ayo dipegang dan dielus-elus…!.
“ Iya Om… tapi Mila malu Om… Mila takut Om… ”.
“ Tidak apa-apa Nak… ini tidak nggigit kok… ini namanya Penis Nak… ”.
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
“ Nak… Penisnya Om mu ini diemut ya… ”.
“ Tapi Om… Mila takut Om… Mila jijik Om… ”.
“ Tidak apa-apa Nak… diemut saja seperti saat Mila ngemut es krim… ayo nanti Mila Om kasih es krim… mau ya… ”.
“ Benar Om… nanti Mila dikasih es krim… ”.
“ Iya Nak, Om janji deh… ” ucapku membodohinya.
Kemudian Mila-pun mulai jongkok diantara kedua paha Aku, lalu Mila mulai memasukkan Penisku ke mulutnya yang mungil itu. Awalnya memang agak susah sih, bahkan kadang-kadang Penisku terkena giginya, Maklumlah masih amatir…
“ Nah iya begitu Nak, isep ya… yaa… sperti itu Nak… ” perintahku.
Sembari Mila mengoral Penisku, kaos lusuhnya Mila-pun Aku angkat dan Aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang Aku remas dengan keras.
“ Aku gemes banget sih sama buah dadanya yang bentuknya agak meruncing itu ”.
Sekitar 12 menit kemudian, Aku rasakan Penisku sudah berdenyut-denyut. Aku Tari k kepala Mila dan Aku kocok Penisku dimulut mungilnya, dan kemudian Aku tekan Penis Aku sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya
“ Crottt… Crottt… Crottt… !!! ”
Tersemburlah sperma Aku, sungguh terasa lega rasanya. Sebagian besar sperm tertelan oleh Mila dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.
“Om pipisnya kok banyak banget sih, sampai-sami Mila mau muntah ini tadi… ” ucapnya dengan polos.
“ Iya ni Nak, tapi enak kan pipisnya Om ??? ” Ucapku.
“ Iya Om, tapi pipis Om kental banget dan agak amis. Ini tadi sampaiika tidak bisa telan semua..hhe… ” jawabnya dengan sedikit tawa kecil.
Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari Aku fitnes. Menuku setiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Australia. Jadi ya wajar kalau sperma Aku kental dan agak amis. Kemudian Aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia Aku beri es krim rasa Strawberry.
Setelah habis Mila memakan es krimnya, dia Aku telentangkan lagi diranjangku. Terus Aku kangkangkan lagi pahanya dan Aku mulai lagi menjilati Kewanitaan tembemnya. terus terang saja Aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
“Om… mau ngapain lagi… nanti Mila pipis lagi lho Om… ”.
“ Tidak apa-apa Nak… pipis lagi aja Nak… Mila mau lagi khan es krim… ”
“ Mau Om… ”.
Setelah Aku siap, pahanya Aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan Aku mulai memasukkan kepala Penisku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, Mila meringgis.
“Om… Kewanitaan Mila mau diapain ?? kok rasanya sakit sih… ” tanya Mila dengan polos kepad.
Karena dia masih Virgin Aku keluar masukan ujung Penis Aku dengan berlahan-lahan pada liang Kewanitaan Mila. Setelah terasa agak licin karena basah dengan lendir kawin kami, Aku-pun mulai menekan dengan keras Penis Aku. Lalu, Blessss… Akhirnya ujung Penisku merobek selaput dara Mila. Setelah itu terlihat darah segar mengalir dari kewanitaanya yang membasahi Penisku.
“ Aoww… Aduh… Sakit sekali Om… sakiit sekali kewanitaanku rasanya… Huu…uu…uu… ” rintihnya kesakitan,
Mendengar kesakitanya Aku langsung memepeluk Mila, lalu Aku ciumi wajah dan bibir mungilnya yang merah itu,
“ Tidak apa-apa Nak… nanti juga enak kok… tahan dulu ya Mila… ” ucapku menenangkanya.
Setelah beberapa beberapa saat kudiamkan, Aku mulai melanjutkan permainan pada Vaginanya. Ketika Aku lanjutkan terlihat dia masih meringis sambil menggigit-gigit bibirnya.
“ Ohhh… ahh… Ahhh… geli Om… ahh… ” itulah yang keluar dari mulutnya Mila.
“ Ahhh… Ohhh…. Om…. perih…, ahhh… gelii Mas… ahhh…, ”.
Sembari Aku terus meusuk-nusuk Kewanitaannya, Aku selalu perhaMilan wajah imutnya Mila. Wajah Mila-pun mulai memerah, kadang-kadang Mila menggigit bibir bawahnya. kalau Aku lihat matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Mila-pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
“ Ahhh… Ohhh…. Om…. ahhh… Ssss… ahhh, Om… ”.
Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan Kewanitaannya di Penisku, pertanda Mila sebentar lagi orgasme. Kepala Mila-pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos. Tubuhnya terlihat mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis.
“ Sss… ahhh… Ouhh… ahhh… geli Om… ahhh… ”
“Om… Mila mau pipis Om… ”
Setelah Mila berkata seperti itu, tidak lama kemudian terasa
“ Surrr… surrr… surrr….”
Rasanya Penisku seperti tersiram air hangat, kemudian Mila-pun Aku peluk sejenak untuk memberikan kesempatan gadis kecilku untuk menuntaskan orgamesnya. Setelah agak reda, Aku lumat-lumat bibir mungilnya.
“ Maapin Mila ya Om, karena Mila pipis dikasurnya Om, Mila malu sama Om masak udah gede masih ngompol di kasur… ”.
“ Tidak apa-apa Nak… (lugu sekali gadisku ini)… Om juga mau pipis di kasur kok… ”.
Aku sendiri sudah tidak tahan. Kakinya Aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan Penisku menyentuh dinding rahimnya. Kewanitaannya jadi becek banget, dan Aku mulai mempercepat sodokan Penisku.
“ Ndooro… Mila capek… Mila mau bobok… Om… ”.
“ Iya Nak… Mila bobok saja yaa… ”.
“ Kewanitaan Mila perih… Om… ”.
Lalu kutekan dan kupercepat gerakanku, Penisku-pun ikut mengayun cepat pada liang kenikmatannya dan kuTari k pantatnya dan,
“ Crottt… Crottt… Crottt… !!! ”
Tersemburlah sperma Aku kedalam rahimnya. Kemudian Aku cabut Penisku dari Kewanitaan tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
“Om…. kenapa Om pipis diperutnya Mila…. perut Mila jadi hangat Om… ”.
“ Iya Nak…. biar kamu tidak kedinginan…. ayo sekarang Mila bobok ya…. sini Om kelonin…. ”.
“ Iya Om, sekarang Mila capek. Mila pengen bobok dulu yah… ” ucapnya kelelahan.
Aku perhatikan Kewanitaannya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum Aku perawani. Setelah itu aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Mila gadis kecilku. Aku dan Milapun akhirnya tertidur dengan pulas setelah berhubungan Sex.
Selesai.