Namaku Sony, wajahku lumayan ganteng, tubuh tinggi dan sexy. Tetapi keadaan ekonomiku kurang mencukupi. Makanya aku pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang dapat memenuhi masa depanku. Pada waktu aku sedang mencari pekerjaan,
kulihat ada papan iklan di sudut jalan, “DICARI COWOK DAN CEWEK UNTUK JADI MODEL…” Aku tertarik dan langsung pergi ke tempat yg ditunjukkan papan iklan itu. Setelah sampai, kulihat tempatnya ramai dg orang yg ikut mendaftar menjadi model. Aku langsung saja masuk ke tempat itu.
Setelah giliranku mendaftar, aku ditanya sama Mbak yang mengurus bagian pendaftaran. Orangnya cantik dan tubuhnya wuih…
“Namanya siapa Mas..?” katanya.
“Sony, Mbak..” kataku sambil melihat wajahnya yang ayu.
“Boleh lihat kartu identitasnya Mas..?” katanya lagi.
“Ini Mbak..” kataku sambil menyerahkan KTP.
“Ok.., sekarang Mas masuk ke ruangan test ya… Mas jalan aja lurus, terus belok kanan.., nach disitu Mas masuk aja ya..!” katanya.
Lalu aku pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh Mbak itu.
Aku duduk menunggu giliran. Ketika aku sedang menunggu, ada beberapa cewek-cowok yg keluar dari kamar itu dg kepala tertunduk. Pasti mereka tidak lulus test… aduh aku jadi takut dan badanku jadi gemetar tidak karuan. Lalu.., “Mas Sony…” tiba-tiba ada suara memanggil namaku.
Disitu ada 2 cewek cantik, mereka berdua memakai baju ketat, sehingga susu yang besar terlihat seperti menyembul, dan di bagian bawah mereka hanya memakai rok mini sekitar 10 cm dari ‘anu’-nya.
“Mas Sony ya..? Aduh gantengnya. Sudah pernah jadi model sebelumnya..?” katanya.
“Belum pernah Mbak… Saya baru aja datang dari desa…” kataku lugu.
“Ooo… sekarang coba buka baju dan celananya Mas ya..?” katanya.
“Lho kok pake buka baju segala sih Mbak..? Emangnya Sony mau diapain..?” kataku.
“Mas mau jadi model nggak..?
Kalau mau jadi model, ya harus nurut..! Ya.., ayo cepet gih buka bajunya… sini biar kami bantu.” katanya sambil terus menuju ke arahku untuk melepaskan bajuku, sementara temannya yang satunya melepaskan celanaku.
Lalu sekarang aku sudah setengah telanjang di depan mereka berdua yang cantik itu. Gundukan batang kejantananku di balik celana dalamku terpampang dengan jelas di depan mereka.
“Wow, besar juga ya kontol Mas. Mas Sony udah pernah ngeseks sebelumnya..?”
tanyanya ketika melihat gundukan senjata kemaluanku di balik celana dalamku.
“Belum pernah Mbak… Emangnya kenapa sih Mbak kok nanya yang gituan..?” kataku sambil memandang mereka yang kelihatannya tertarik dengan batang kejantananku yang lumayan besar.
“Begini Mas, kami mencari beberapa model yang masih ‘hijau’ pengalamannya…”
“Apa hubungannya Mbak jadi model sama pengalaman… khan lebih banyak pengalamannya maka semakin bagus dia nantinya…” kataku.
“Kami hanya mencari cowok dan cewek yang setengah perawan begitulah… sekarang saya mau ngetest kontol Mas… ok..?” katanya sambil terus membuka pakaiannya satu-persatu, sementara yang satunya mendekatiku.
Dia memeluk tubuhku, menciumiku dan meraba-raba tubuhku.
Sementara Mbak yang satunya sudah melepas baju ketatnya, sehingga susunya yang besar tergantung bebas. Rupanya dia tidak memakai BH. Wow.., ukurannya besar sekali. Baru kali ini kulihat susu sebesar itu. Lalu dia melepas rok mininya, dan… ohhh..,
terpampanglah bentuk kemaluannya yang gundul dan montok itu. Setelah itu dia mendekatiku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya yang bulat. Aku jadi teransang, dan akhirnya batang kejantananku menegang dan bertambah besar gundukannya di celana dalamku.
Dia menggoyangkan tubuhnya sambil menempelkan kemaluannya ke gundukan batang kejantananku. Ohhh.., batang kejantananku bertambah keras saja mendapatkan perlakuan seperti itu.
“Mas Son, CD-nya dibuka ya..? Kasihan yang di dalam pengen ketemu temennya…”
katanya sambil dipelorotkannya celana dalamku. Seketika itu juga batang kejantananku berdiri dengan kokohnya bagaikan “Pedang Nagapuspa”.
“Aduh Mas.., kontolnya besar sekali… eehhmmm…” katanya lagi sambil mengurut batang kemaluanku.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dia terus dengan lembutnya mempermainkan kemaluanku. Lalu aku disuruh tidur telentang. Sementara aku tidur di lantai yang dingin, Mbak itu dengan agresifnya terus mengulum batang kemaluanku.
Sementara itu Mbak yang satunya yang baru saja selesai membuka pakaiannya, langsung saja mengangkangkan kakinya di atas wajahku. Kemaluannya yang dikelilingi bulu lebat itu ditempelkannya di wajahku, lalu digeser-geserkan dengan irama lembut.
Lalu.., “Jilatin dong Mas Son… eehhmm…” katanya memelas. Akhirnya kudekatkan juga kepalaku ke lembah kemaluannya. Tercium bau khas vagina, dan kujulurkan lidahku menjilati kemaluannya yang sudah basah itu. Dia mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat.
Kulihat dia meremas sendiri buah dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya.
“Oh… yesss…, jilat terus Mas.., ohhh.. yess..!” katanya sambil tangannya diangkat sebelah, sempat terlihat olehku bulu ketiaknya yang lebat sekali. Mbak ini sungguh maniak sekali.
Sambil memeluk tubuhku dan berciuman, dia berkata, “Son.., Tante mo keluar nich..!” Lalu bibir vaginanya diperkecil dan memijat batang penisku. Kami keluar bersamaan, aku masih bisa juga keluar walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yg kali ini sama enaknya dg yg sebelumnya.
“Sony.., kamu benar-benar hebat… kamu lulus Sayang..!” katanya sambil memeluk dan mencium bibirku. Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami. Nah.., mulai sejak itu, aku menjadi seorang gigolo yg kerjanya hanya memuaskan janda-janda kaya yang butuh kepuasan birahi.
Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang penisku ke lubang vaginanya. Dengan posisi ini aku mengeluar-masukkan kejantananku lebih bersemangat. Setiap kali aku mendorong batang kejantananku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding.
Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, vaginanya terlihat sangat merah dan basah. “Ayo.., masukin lagi sekarang, Son..!”
Kuarahkan batang penisku ke lubang vaginanya, dan menekan ke dalam dengan pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari kemaluan kami berdua, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini.
kujilat dulu kemaluannya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya, dan sangat bersih. Cairan dari vaginanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya.
“Son.., kamu belum selesai ditest… sekarang kamu kerjain Tante dari belakang ya..?” katanya. Dia terus membelakangiku dan pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tetapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku,
udah tiga kali baginian… uhhh..!” Tante kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sehabis tante dari kamar mandi, dia menuju ke arahku lagi dan membersihkan batang kejantananku dengan lap. Sambil membersihkan penisku, dia berkata,
“Ahhh… sshhh… ohhh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kenikmatannya. Lalu kucabut batang kemaluanku dan terduduk lemas di lantai. “Kamu hebat Sayang… udah lama Tante nggak pernah klimaks… oohhh..!” katanya girang. “Ohhh… Sony cape’ Tante..,
Aku semakin mempercepat goyanganku. “Aaahh… Tante… keluar Son.., ohhh… endanggg..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasakan bahwa aku akan keluar tidak lama lagi, dan akhirnya,
tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tidak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri. “Ohhh… ohhh… Sayang.., Tante udah mo keluar nich… sshh… aaahhh..” katanya dengan goyangan pinggulnya sekarang sudah semakin tidak beraturan,
“Tante, Sony suka ketek berbulu lebat Tante, tetek dan puting Tante juga, ehm…” Tante Juliet tersenyum, kupandangi tubuh indah itu yang sekarang tinggal bercelana dalam tipis. Baru kusadar, di bawah pusarnya tampak segitiga warna hitam. Bentuknya mirip celana dalam,
“Ayo remas susu Tante, Son..!” katanya. Lalu kuremes pelan kedua susunya. “Oh yesss..! Nikmat Son.., teruskan Sayang..!” Kuciumi lehernya, tengkuknya, telinganya, bahunya, dan ketiaknya sambil mempermainkan puting dan payudaranya.
Keras sekali. Kupegang lembut susunya yang tergantung itu. Kenyal sekali. Nafsuku semakin berkobar. Akhirnya baju atasnya itu kulepas. Dan, wow..! Susunya besar dan kencang, dengan puting mungilnya yang mengeras. Puting itu berwarna kecoklatan.
Sama, ternyata aroma dan sensasi bulunya yang sebelah kiri dengan yang kanan tidak berbeda. Aku terangsang sekali, sehingga batang kejantananku tambah menegang. Dengan hidung dan mulut di ketiak kirinya, kedua tanganku meraba kedua puting susunya.
Lalu kucium ketiak berbulu lebat itu. Wow..! Enak e rek..! Bau asli tubuh aduhai itu menyergap hidungku. Bau alami itu bertambah dengan bulu lebat, sepanjang hampir 6-9 cm. Dari ketiak kanan, aku pindah ke ketiak kiri.
Wow..! Aku belum pernah melihat bulu ketiak selebat itu. Dengan lembut kuraba kedua ketiak itu. “Nggak pernah dicukur ya Tante..?” kataku penasaran. “Sony sayang, seorang cewek yang bulu keteknya lebat itu berarti nafsunya tinggi sekali sayang… Coba kamu rasakan nikmatnya…”
Saat sekilas kutatap bagian ketiaknya, kulihat sesuatu yang luar biasa. Bulu ketiak Tante Juliet ternyata lebat sekali. Aku terkesiap. Wow..! seperti tidak percaya melihat bulu hitam rimbun itu menghiasi bagian bawah lengannya. Kuangkat tangan kanannya. Sama lebatnya.
“Apa lagi sekarang, Tante..?” bisikku. “Ayo ciumi leher Tante yang jenjang ini Sony sayang..!” katanya. Lalu kucium lehernya, kurasakan debar jantungnya dan bunyi nafasnya yang mengeras. Lalu tangan kirinya diangkat untuk memegangi tengkuknya sendiri.
bisiknya sambil matanya tetap terpejam. Kini kedua tangannya memegangi tanganku. Matanya masih terpejam. Lalu tangan Tante Juliet memegangi tanganku. Sekarang matanya terbuka. Dia tersenyum. Kukecup bibirnya lembut, lalu pipinya, telinganya, dan tengkuknya.